beliau kan seorang guru. kenaapa disuruh ngecat tembok?'
miris sekali melihatnya.
aku di antara gerombolan bapak2 memakai baju dinas. salah seorang bapak berkata :"pak, gantilah baju dinasmu, nanti kena cat. kalau tiba-tiba bupati lewat trus diliatnya, kita juga yang malu."
"iya pak. gantilah pakaianmu," beberapa guru lain ikut menyela.
bapak yang mengecat hanya senyum dan melanjutkan pekerjaannya, mengecat. ntah kenapa, aku tiba2 sedih. gimana kalau bapakku diperlakukan spt itu?' ya Tuhan, semoga saja tidak ada yang memperlakukan bapakku spt itu, batinku.
"pak, boleh tanya?' bapak itu seorang gurukah?" tanyaku pada bapak2 pertama yang mengusulkan agar bapak yang mengecat itu mengganti bajunya.
"iya."
"lalu kenapa beliau mengecat tembok sekolah? memang tukang catnya tidak ada pak?"
"gak ada buk.bapak itu kan guru seni."
"ohhh... seorang guru yang dermawan mengecat tembok sekolah. lalu kenapa beliau harus mengganti baju dinasnya pak? kalau begitu apa bedanya bapak tersebut dengan tukang cat?kalau pun bupati melihat, seharusnya sekolah ini bangga punya guru yang berdedikasi tinggi terhadap sekolah, ya kan pak?"