Minggu, 20 Juni 2010

15


Aku sampai ke kampus tepat ketika aku bertemu Emily yang sedang jalan berdua dengan Peter. Seperti yang pernah aku katakan sebelumnya, mereka pasti balikan lagi. Dasar anak muda zaman sekarang.

“hai Gareth! Bagaimana kabarmu? Kemaren aku menjengukmu, tapi kau sedang tidur,” sapa Emily padaku.

“Emily, berhentilah memanggilku Gareth. Ini kampus, Emily,” ucapku kesal.

“hahaha… ayolah Gareth, itu kan nama kamu. Akui sajalah.”

“terserah,” ucapku sembari meninggalkan Emily.

Aku meninggalkan Emily dalam keadaan kesal, namun aku masih bisa member senyum kepada Peter yang sedari tadi berada di samping Emily.

Yeah, hari pertama masuk kampus. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Semoga saja aku bisa cepat-cepat beradaptasi dengan lingkungan yang pastinya memaksa aku untuk menyesuaikan diri dengan mereka.

Tante Molly ternyata seorang pembohong besar, aku harap Tuhan khilaf dan membiarkan ia masuk surga. Sebab ia telah membohongiku dengan mengatakan bahwa di kampusku akan banyak mahasiswa asing dari Asia. Namun ternyata, aku lebih banyak melihat orang-orang negro. Mungkin mereka dari Afrika. Melihat mereka, aku jadi ingat sama film The God Must Be Crazy. Hahaha…

Sekadar informasi, presiden Amerika Serikat yang ke-44, Barack Obama yang juga pemenang anugerah penghargaan Nobel Perdamaian karena mempromosikan diplomasi internasional untuk memecahkan masalah-masalah internasional pernah mengajar hukum konstitusional di sekolah hukum di kampusku sejak tahun 1992 sampai 2004.

Seharusnya aku mengambil jurusan hukum, agar aku bisa menapaki jejak-jejak Obama yang tertinggal di sini. Tapi aku mengambil jurusan Keuangan, sama seperti Emily dan Peter. Mungkin kami akan sekelas, dan aku harap itu tidak terjadi. Sebab aku sudah bosan berada satu kelas dengan Emily dan Peter sejak Tk. Aku muak menjadi penengah antara hubungan mereka yang aneh itu.

Sebenarnya aku lebih suka dengan jurusan Liberal Arts karena aku tertarik sekali sama semua hal yang berhubungan dengan seni. Termasuk photography yang sudah lama kugeluti. Sejak dulu, aku bercita-cita menjadi seorang fotografer spesialis landscape hitam-putih tanpa manipulasi seperti Ansel Adams. Dia sungguh beruntung, karya-karyanya terjual dengan harga 300juta, paling mahal 1,35 miliar dan yang paling murah 80juta. Tapi papa malah memaksaku untuk mengambil jurusan Keuangan. Mungkin papa ingin aku agar dapat menghitung jumlah uang-uang yang ia punya. Mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar