Minggu, 27 Juni 2010

17


Yeah, William adalah salah satu salah satu alasan mengapa aku ingin kuliah di Universitas Chicago. Namun volume otakku tak mampu untuk masuk ke Jurusan kedokteran, dan aku harus puas hanya menjadi mahasiswa Keuangan. Aku yakin, kedokteran dengan keuangan sangat sejalan. Dimana kelak ketika aku dan William berkeluarga, kami dapat menjalankan bisnis bersama. Kami akan membuka klinik. William yang akan menjadi dokternya, sementara aku yang akan menjaga kasirnya. Hahaha… benar-benar bisnis yang sangat menjanjikan. Tapi… aku rasa itu bukan klinik, melainkan minimarket. Ahk… ya sudahlah, itu tak menjadi masalah.

Akhirnya aku mendapat seorang teman juga. Namanya Ryoto, dia lelaki asal Jepang. Aku heran mengapa ia mau memilih aku sebagai temannya. Katanya, aku mirip gadis blasteran Jepang. Hahaha… sepertinya Ryoto memiliki mata yang payah. Aku tidak ada sangkut pautnya dengan orang Jepang. Atau… aku memang anak om Jack. Sebab mama pernah bercerita bahwa om Jack mempunyai seorang ibu keturunan Jepang. Lagi pula, jika diperhatikan, om Jack memiliki mata seperti mata orang Jepang dan rambut hitam lurus sama seperti aku. Oh my God, bukti sudah semakin kuat. Aku benar-benar tidak dapat menerima kenyataan. Sepertinya aku akan sungguh-sungguh bunuh diri.

Sebelum bunuh diri, sebaiknya aku meninggalkan surat wasiat kepada kedua orangtuaku, Emily, Wilgeth dan William. William? Aku tak yakin dia punya waktu untuk membaca surat tak penting dari orang yang juga tidak penting seperti aku. Dan aku akan mati dengan sangat mengenaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar