Kamis, 28 Oktober 2010

dear honey..
dalam setiap jalan yang kujalani sendiri tanpamu..
selalu ada duka dan luka yang semakin dalam menoreh hatiku..
seandainya ada satu waktu dimana kubisa jujur dan melepas kemunafikan..
kuakan akui satu rasa..
rasa yang selalu menyeretku menjauhi bahagia..
dan rasa yang selalu membawaku kepada ketidakpastian perasaan..

honey..
adakah kau rasa hal yang sama sepertiku..
sedih bila kau jauh dariku..
sakit bila kau acuhkan aku..
dan bahagia bila kubisa bersamamu lagi..

menjagamu, mengertikanmu dan menyayangimu adalah hal yang kuinginkan..
namun kenang-kenangan itu menyekat langkah dan naluriku..
semuanya pun pupus seiring waktu yang seharusnya mendewasakan kita..

kau tak lagi sendiri..
kau tak lagi di sini..
dan aku tak punya hak untuk memaksamu tetap tinggal bersamaku di sini..

biarlah..
adalah hal yang percuma untuk berharap padamu lagi..
semuanya telah usai..
tak ada lagi cerita, tak ada lagi tawa..
dan kita hanya teman saja..
ya, kita hanya teman saja..

aku adalah orang yang fasif dalam hal yang bersangkutan dengan masalah hati..
lebih baik diam dan menunggu jika ada harapan..
dan lebih baik menghilang sejenak serta menetralkan perasaan lalu kembali sebagai teman jika memang sudah tak ada harapan..
ini lebih baik jika perasaan itu hanya menjadi toxin dalam tubuhku..

dan berharap Takdir takkan pernah menjodohkan kita..
sebab aku bukan yang dulu lagi..

ya, kau masih ada..
namun tinggal bayang-bayang semu..
karena hari ini kutemukan pangeran berjubah matahari yang menggantikan kehadiranmu yang sesaat, pelangiku..

pangeran matahariku, dy memperlakukan aku manis sekali..
menyediakan waktu sejenak dari waktu sibuknya sekadar bertanya :"kau ada dimana?' apakah kau baik2 saja?"
memperlakukan aku secara istimewa sehingga aku merasa bahwa diriku benar2 berharga..

"aku ingin membelikan mamaku bunga, kira2 bunga warna apa yang cocok buat beliau?" tanya pangeran matahariku padaku..
"menurut aku, sebaiknya kau kasi aja bunga warna pink. sebab pink itu lambang kasih sayang yang cocok kita beri kepada orangtua, adik, kakak dan abang. sementara merah adalah lambang cinta, biasanya ini untuk sang pacar. kalau putih lambang persahabatan, itu biasanya untuk teman."
"oh ya, aku baru tau. kalo gitu, aku pilih pink. makasih ya udah ngasi saran buat aku. ntar kalo aku butuh saran, kau mau bantu aku lagi?"
"dengan senang hati!"
"kau memang baik."

senang sekali diperlakukan manis seperti itu. memperlakukan aku istimewa. dan aku menyadari bahwasanya "aku menarik",, dia yang menyadariku..
"kau tau?' aku suka senyummu. ketika kau tersenyum,, matamu juga ikut2an tersenyum. dan kau kelihatan manis," kata pangeran matahariku pernah suatu kali.
"hahaha... manis?' kau gak liat jerawat berhektar-hektar d wajahku?"
"jujur kubilang samamu, aku gak pernah melihat jerawatmu. ketika aku melihatmu, aku hanya melihat mata dan senyummu. jerawatmu tak pernah menghalangi pandanganku. ada atau tidak ada jerawatmu toh gak mengubah bentuk wajahmu. kau masih tetap kayak dulu..."
"emang aku dulunya kayak apa?"
"manis," katanya hampir berbisik dan bergetar..
oh oh oh... aku pun terdiam,, gak tau mau ngerespon apa..
jangan salahkan aku kalau aku mulai senang dengan perhatian manismu itu..
betul kata orang2 : gampang kali membuat seorang cewek jatuh hati. sentuh aja hatinya.

hahaahahhaha.. ternyata aku masih punya jiwa keperempuananku..
aku senang diperlakukan istimewa yang membuatku merasa bahwa aku benar2 berharga. dy yang memberi nilai itu..
disaat orang lain mengatai aku gila, idiot, aneh, sinting, saraf dan lain-lain yang kesemuanya itu hanya menambah sakit hati. namun dia berbeda, dia memperlakukan aku manis. maniiiiiiiiiiiiiisssssssssssssssss sekali..

menyempatkan waktu untuk menanyakan keberadaanku..
meneleponku hanya untuk mendengar suaraku..

"kau lagi dimana?"
"aku sedang d velangkani. aku mau berdoa, banyak hal yang mau kuceritakan ama Tuhan. apa kau mau aku doakan?"
"boleh."
"kau mau didoakan apa?"
"doakan aja supaya kau selamat pulang sampai ke tempat kostmu?"
"loh kok gitu doanya?"
"iya, kalau kau selamat sampai kost. aku jadi merasa tenang di sini."
"ohh.. y udah. ntar aku doakan ya."
gak tau maksudnya apa. aneh aja permintaan doanya. tapi ya sudahlah..

y Tuhan, apakah dia menyukaiku?'
ataukah dia hanya kasihan dan ingin membuatku bangkit dari krisis kepercayaan diri pasca jerawat2 ganas ini menyerang wajahku..
secara, jika d bandingkan dengan aku. aku ini gak ada apa2nya. aku gak cocok ama dia. kebanting kali lah, Tuhan. jika aku berjalan ama dia,, aku ntuh macam jongos dan dia majikannya..

y Tuhan, aku ingin dia menyukaiku agar aku bisa menyukai dia..
tapi kalau pun gak, jugagh gagh apa2 kok Tuhan. aku ngerasa gak pantas aja dapetin dia..
gembel kayak aku masak dapet pangeran, ini benar2 gagh adil buat dia..
tapi trimakasih Tuhan,, setidaknya aku masih bisa mengecap manisnya perlakuan dia padaku..
semoga dia dapat yang terbaik. lancarkan juga pekerjaan dia, Tuhan.
aku tahu dia sering kelelahan bekerja.

to : pangeran matahariku ^_~

cukup!!!!!!!!!!!!!!'

cukup kali rasanya..
kesabaranku benar-benar diuji..
aku diam bukan berarti kau benar..
diamku ini bukan berarti aku takut..
aku coba bersabar agar kau sadar kalau kau terlampau jauh memasuki batas emosiku..
tapi ternyata aku salah, kau bukan manusia yang cepat tanggap berempati terhadap perasaan oranglain..
okelah, cukup sampai disini teman..
aku tak mau mendengar apa-apa lagi darimu..

kelakuanmu itu tak mencerminkan bahwa kau seorang manusia yang terdidik..
cukuplah..
aku akui kalau aku tak punya sabar, aku tak bisa seperti apa yang dikatakan bapakku..

mulai sekarang, anggap saja kita tak saling kenal..
jangan pernah panggil namaku lagi ketika kau butuh seseorang untuk diajak bicara..
jangan pernah meminta bantuanku lagi ketika kau sedang dalam masalah..
jangan pernah mengajakku untuk menemanimu ketika kau takut dalam kegelapan malam..
aku benci kau!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!'

awan sore ini.........






langit itu indah,, aku senang duduk-duduk sore hari d atas atap dan melihat indahnya langit,, gak ketinggalan foto2in awan..
langit itu indah,,, indaaaaaaaaahhh sekali..
aku sering membayang kalo aku bermain-main d awan..
dan merasakan p*nt*tku basah karna duduk d awan kelabu itu..
alna,, awan kan timbunan uap air..
so pastilah awan itu lembab..
rasanya,, seperti kau menduduki tilam basah..
hihiiihii... pasti menyenangkan..

berlari-larian,, menginjak stiap awan dan merasakan basah dtelapak kaki..
hahahahaaaa... aku mau aku mau..
oiaa,, waktu kecil aku pernah bertanya kenapa awan itu kelabu?' secara uap air kan bening..
hhmmpp...
katanya,, awan abu2 ntuh adalah awan yang mengandung molekul air pembentuk hujan,, sedangkan awan putih adalah awan yg tidak mengandung molekul air..
bagiku,, kurang masuk akal ntuh jawaban,, alna air kan transparan.. kenapa ntuh awan tak transparan?' sedangkan air minum d gelas jjah masih tampak transparan (gak berubah jadhi kelabu ntuh air minumku)..
kalo menurutku sih,, awan ntuh berwarna kelabu karena uap air bercampur debu..
ntahlah,, aku pun kurang yakin..
yang jelas hal ini masih kupertanyakan..
hhmmpp..

istana maimun

jjiiiaahh... kagagh adha eank pecaiia logh aq jalandh2 ndirian k istana maimun..
keghnya ntuh masih uajar2 jjah lah,, napa kauandh2 auagh padha hizteriz getoh denger auagh k istana maimun sendirian..
ck ck ck..
it's cool ya know!!!!!!!!!!!!!!'..
keren dunz!!!!!!!!!!!!!!!!'..
masalahnya aku kagagh punya mobil pribadi,, logh punya,, pasti udah kujelajahi indonesia nueh sendirian..
ato.......................... adha eank pengen berpetualang bersamaku?????'
aku jamin kw tagh khandh menyesal..
hheeee..................................... ^_~


Rabu, 27 Oktober 2010

sulit jugagh nyuruh anak2 bepose..

ponakan-ponakan kauandh auagh..
seneng jjah waktu mreka manggil aku tante,,
hihihihi..
kapan ya aku punya keponakan??'
jjiiaahh,, kayaknya bakal lama..
ato aku luan yang bakal ngasi ponakan ama abangku??'
hhmmpp..

on d way


















Thh d jalan raya..

bikin orang2 sirik..

wok wok wok..







Minggu, 24 Oktober 2010

berbagi lebih banyak lagi..

saat yg paling bahagia adalah ketika kita bisa berbagi dengan orang lain..
ini adalah pengalamanku..
aku dan kehidupanku..
bukan gaji pertama seharusnya..
tapi karena tempat kerja ku yang baru pertama aku masuki..

"gaji pertama bukan untuk kita"
aku pernah dengar kalimat itu,, dan sudah menjadi biasa d telingaku..

yap,, aku hanya ingin membahagiakan orang2 dsekitarku..
berbagi dengan teman2 satu kost..
biar bagaimanapun,, merekalah saudara terdekatku.. ketika aku susah,, merekalah orang pertama yang bakal menolongku..
dan yang kedua,, buat opungku tercinta. beliau pasti senang..

tapi mengingat gajiku yang tak seberapa,, aku hanya bisa membeli seloyang bika ambon buat teman2 satu kost. harganya gak seberapa memank,, tapi bukan itu intinya (kata orang bijak). bagaimana cara kita mengekspresikan rasa syukur dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain,, itu yang utama.
aku senang berbagi kebahagiaanku dengan orang lain. ^_^

"ruth,, makasih ya. moga makin sukses,, sehat selalu dan banyak rezeki," ucap teman2ku.
"amin amin amin. doain lah aku punya gaji yg lebih banyak lagi,, biyar aku bisa bandarin klen lebih mahal lagi," sahutku.
"oke!!!!"

kalo untuk opungku,, aku akan beli susu khusus untuknya..
biyar dy cepat sembuh,, sehat dan panjang umur..
aku ingin dy bisa melihat anak2ku kelak,, dan aku ingin anak2 juga mengenal dy..
opungku yang kusayang,, yang slalu senang mendengar ceritaku. mengajariku untuk menjadi wanita kuat sekuat dirinya. aku ingin tangguh spt beliau.

jangan takut dan jangan perhitungan dalam hal berbagi dengan orang lain. kau tau? ketika kau berbagi dengan orang lain,, Tuhan akan mengembalikannya berlipat-lipat kepadamu.. aku sudah mengalaminya,, dan itu sering sekali ter jadi..

ketika hari minggu aku beribadah d gereja. aku hanya membawa uang pas2n,, 4ribu untuk pulang pergi naik angkot,, dan sisanya untuk kolekte..
lalu sewaktu pulang gereja,, ternyata ada pengamen d gerbang gerejaku sedang menyanyi lagu2 rohani. uang dsaku ku tinggal 2ribu,, itu pun akan kugunakan untuk pulang ke rumah..
tapi aku gak peduli,, aku masukin aja itu uang k dalam kotak sumbangan mereka sambil berpikir : "apa yang kuberikan ini,, pasti akan dkembalikan Tuhan berlipat-lipat kepadaku. ini bukan seberapa dmata Tuhan."

lalu aku pun pulang berjalan kaki. padahal jarak rumahku sangat jauh untuk dtempuh dengan berjalan kaki. namun,, selang beberapa detik aku berjalan. opungku (sebenarnya bukan opung kandung,, hanya saja beliau semarga dengan mamaku) menawarkan tumpangan mobilnya kepadaku. aku pun dengan sukacita menerima tawarannya. kebetulan d mobil tersebut ada beberapa keluarganya,, mereka pun mengajakku untuk makan siang bersama d rumah makan. lalu aku pun d antarkan pulang k rumah. baru aja aku akan membukakan pintu mobilnya,, opung tsb pun langsung menyalamkan uang kepadaku.
"ini buat beli bon2," katanya.

wuuiihh,, luar biasa Tuhan itu. dan kutegaskan,, ini bukan kebetulan sbab aku sering mengalaminya. untuk itu jangan ragu,, dan jangan khawatir ataupun takut. sbab kau takkan pernah tau apa yang akan dlakukan Tuhan buat hidupmu. yang kita tahu hanyalah,, Tuhan pasti bri yg terbaik. amin.
banyaklah mberi dan berbagi kepada orang lain,, sebab Tuhan akan mengembalikannya berkali-kali lipat kepadamu. percayalah,, kau akan takjub dibuatNya..
aku sudah membuktikannya. ^_^

by the way.....
aku semakin ingin berbagi lebih banyak lagi..
banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk sekaliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..
bukan untuk meReka yang mampu,, tp untuk mereka2 yang hidupnya kurang beruntung sperti aku..
y Tuhan,, mampukan aku untuk lebih lagi berbuat banyak demi umat2Mu..
aku ingin menjadi berkat,, bukan menjadi karat..
berkat yag Kau bri pdku akan menjadi berkat buat orang lain..
Lead me Lord..

hari ini baik..
dan besok pasti lebih baik lagi..
^_~

Sabtu, 23 Oktober 2010

menemukan?'

Tuhan,, beri tahu aku. apakah aku sudah menemukannya?'
pria yang pernah kutemui setahun lalu,, kini kami bertemu lagi..
pertemuan setahun lalu dalam moment yg tidak mengenakkan,, Tuhan ganti dengan moment yg benar2 berharga bagiku..

dan aku tahu,, ternyata dia seiman denganku. yg lebih menyenangkan hatiku,, dia seorang pelayan Tuhan,, bukan seorang pendeta namun dia aktif d gereja.
yeah,, aku gak bilang semua anak pelayanan itu baik2. tp seperti kata temenku,, setidaknya dy tahu mana yg baik dan mana yg tidak. dy jugagh tau apa fondasi dan tujuan dy dalam hidup ini. dan kami dapat sama bertumbuh dalam iman. hahahahaha... (itu kata temenku) amin.

dia gak ganteng,, tp ada satu hal yang menarik d dirinya,, aku gak tahu apa itu. yang aku tahu,, wajahnya damai. aku ingat senyumnya,, senyum yg setahun lalu menguatkan aku..
seolah-olah berbicara : "kw wanita kuat,, jangan menangis lagi."
dan seketika itu juga air mataku berhenti ketika melihat segaris senyum di wajahnya..
saat itu,, aku tak mw mendengar apa2 dr siapa2. dan maaf jika saat itu aku tidak memedulikan dy.

y Tuhan,, apakah benar dia?'
ahhkk,, bodohnya aku. ketika dy menyapaku,, kenapa aku gak tahu bahwa dia adalah pria yang bertemu dgnku setahun lalu. aku menyadarinya setelah dia berlalu dari hadapanku..
Tuhan,, kalau dy memang jodohku. pertemukanlah kami berdua dalam moment2 spt tadi. dan aku harap,, Tuhan gak kan membiarkan aku melewatkan jodohku..

hari ini baik. dan besok pasti lebih baik lagi. ^_~

hu-uh..

ya Tuhan,, kok kek gini kali lah mukakku nih..
maaf Tuhan,, bukannya aku tak bersyukur..
tapi memang aku tak mensyukuri kondisi wajahku saat ini..
sakit yang kutahan ketika matahari menyengat d wajahku masih lebih sakit ejekan2 orang tentang wajahku ini..
aku gak bisa marah Tuhan,, karena memang buruk kondisi wajahku..
tersenyum dan berdamai dengan hati,, itu yang kubisa..
tapi sampai kapan Tuhan??'
aku sudah bersabar,, tapi sampai kapan?'
ya aku tau,, kata bapakku,, sabar itu gak ada batasnya. jika sabar berbatas,, itu bukan sabar namanya..
hufftt..

Tuhan,, bolehkah aku meminta sesuatu?'
aku ingin wajahku yang dulu..
walaupun jelek,, tp aku nyaman dengan wajahku yang dulu..
aku gak perlu takut jalan sendirian d tempat sunyi..
aku tak perlu takut naek angkot larut malam yang penumpangnya hanya aku sendiri perempuan..
siapa sih yang mau sama cewek tampang pas2n yang cenderung jelek kek aku..?'
walaupun tak jarang ada yang menggoda,, tp aku rasa mereka udah gila dan perlu d bawa k pengobatan mata gratis..

jadi ingat kata emakku : "mak,, beruntung punya anak yang tampangnya pas2n kek kw. coba kalok wajahmu cantik,, pasti kw bakal tak kukasi keluar rumah. harus kuantar jemput k sekolah lah kw. krn ntar banyak yg ngincar2 kw."

hhmmpp... beruntung jugagh sih aku..

tp,, aku gagh mw kek gini..
stiap kali aq berkaca,, aku pasti kesal dan jijik liat wajahku..
aku sering berpikir,, "aku aja kesal dan jijik liat wajahku sendiri. konon lagi orang lain yang meliat."

hu-uh,, y sudahlah Tuhan. mungkin ini memang nasibku..
aku terima tanpa ikhlas..

Tuhan,, ini tawaran terakhir dariku,, aku ingin wajahku yang dulu..
aku janji,, aku bakal rutin cuci mukak lagi kalok gak malas,, aku janji bakal pakai bedak kalok gak lupa,, aku janji gak mencet2 komedo yang sebenarny tak ada,, aku janji gak akan mencet2 jerawatku kalo aku gak berubah pikiran..

Tuhan,, pertimbangkan baik2 tawaranku ini ya..
ntar,, sms aku kalok Kau udah sepakat denganku..
aku menunggu sms Mu..

pintaku

Tuhan,, aku ingin istirahat..
aku capek.
tolong Tuhan,, sejenak saja..
aku ingin lari dari sesaknya kehidupan ini..
bawa aku Tuhan,, aku mohon..
bawa saja aku kemana pun Kau pergi Tuhan..
manusia terlalu banyak yang mengecewakan,, terlalu banyak yang menyakiti..
kenapa tak Kau bawa saja aku dua minggu yang lalu ketika sebuah motor nyaris menerjal tubuhku yang letih ini..
kenapa tak Kau bawa saja aku ketika kemaren aku tersandung dan hampir jatuh dari gedung lantai lima..
kenapa tak Kau bawa saja aku Tuhan ketika sebulan lalu ada sebuah becak dan mobil yang bersamaan hampir menghantan aku..
kenapa tak Kau bawa saja aku ketika aku terkena sengatan listrik yang dahsyat..
kenapa tak Kau bawa saja aku ketika kakiku tertusuk duri sawit dan aku nyaris terjatuh ke dalam jurang..
kenapa tak Kau bawa saja aku ketika aku hampir memakan pupuk yang aku pikir itu gula..
kenapa tak Kau bawa saja aku Tuhan?'
kenapa?'
takkah Kau tau Tuhan,, aku lelah..
cukup sampai dsini,, sebelum banyak orang yg menangisi kepergianku..
jika aku pergi sekarang,, paling cuma bapakku yang menangis,, itu pun hanya sebentar..
dan Kau tak usah khawatir Tuhan,, gak ada yg bakal membenciMu kalau Kau membawaku pergi..
bapakku seorang yang pemaaf,, paling beliau hanya kesal sesaat sama-Mu Tuhan. namun beberapa hari kemudian,, dy akan memaafkan-Mu..
lagian anak seperti aku hanya akan menyusahkan hidup bapakku saja..

Tuhan bawa aku pergi..
ini pintaku..
aku mohon..
ya ya ya..

Jumat, 22 Oktober 2010

hobby saiia


hobby baru yang tlah lama terpendam diam..
"take picture"

hhahaaa.. saat aku mengambil sebuah objek dengan sebuah kotak ajaib itu,, aku merasa bahwa aku adalah seorang Ansel Adams,, dan semoga aku bisa seperti beliau. amin. amin. amin.
terinspirasi dari sbuah iklan rokok yang tak sengaja aku baca di depan hotel grand aston.
"JANGAN MALU TUK BERMIMPI."
yup,, tepat sekali..
aku tak pernah malu bermimpi. lagian mimpi itu kan gratis,, jadi kalo bermimpi jangan setengah-setengah. langsung jjah bermimpi setinggi langit yng k tujuh. ato masih adakah langit k delapan?' bagiku,, langit itu seperti bawang merah yang mempunyai banyak lapisan. hehehe...

suka di foto and ngambil foto,, itu lah aku..
tapi sayangnya, aku gak punya kendaraan. padahal aku ingin mengambil objek2 yang indah dan unik di seluruh penjuru pulau sumatera utara ini.
berharap ada seseorang yang menawarkan dirinya membawa aku ke tempat2 indah dan unik untuk ku bisa mengeksploitasi hobby ku itu..
hhmmpp..
^_~

Selasa, 19 Oktober 2010

Tuhan itu luarbiasa

aq melihatny lagi..
stiap minggu aku melihatnya..
kawanan org utan dan monyet2 kecil yg berkeliaran bebas d antara pohon2 yg tinggi menjulang,, mencari makanan d antara tumpukan sampah yang sengaja dbuang d pinggir jalan,, ada sekeranjang jeruk busuk dsitu..
aku tak habis pikir,, mengapa orang2 yg tidak bertanggung jawab itu membuang sampah sembarangan dtempat itu..
padahal,, tempat tersebut merupakan salah satu objek wisata yg seharusnya drawat dgn baik..
dan mengapa pemerintah setempat tidak peka dengan permasalahan seperti itu?'..
padahal jelas2 terpampang slogan yang mengatasnamakan sapta pesona..
ck ck ck..

intinya,, balik k individunya masing2..
budayakan sifat "MALU"..
MALU membuang sampah sembarangan..

ketika aq berada d angkot,, aq hanya akan memegang sampahku atau memasukkannya sementara ke dalam tasku. lalu ketika aku turun dr angkot,, aku akan mencari tong sampah dan membuang sampahku tadi k tempat itu..
aku selalu berpikir,, seandainya semua orang melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan. pasti aku tidak akan menemukan lagi sampah2 berserakan djalan raya. serta akan mengurangi banjir seprti di jalan perdamean tercinta nueh..
huft huft huft...
benar2 menderita pengalaman kebanjiranku malam senin d perdamean tercinta nueh..

okeh,, balik lagi ke kawanan orang utan dan monyet2 kecil..
hhmmpp...
selalu saja begitu,, setiap kali aku melihatnya,, dia(monyet kecil) psti sedang menyusu sama mamanya..
ketika aku mencoba mendekat,, dia langsung memeluk erat tubuh mamanya sembari menatap tajam k arahku..
hahhaha.. seolah-olah dy takut kalo mamanya bakal ku rebut..
aku memang tak seberuntung kw memiliki seorang mama,, dan aku gak akan merebut mamamu,, monyet kecil..
tapi walau aku gak punya mama,, aku masih tetap bersyukur sama Tuhan. aku masih punya ayah yang luarbiasa..
dan aku punya Tuhan yang selalu memikirkanku

oh ya,, apakah dia percaya Tuhan?' apakah tumbuhan dan hewan percaya sama Tuhan?'
apakah kelak mereka juga akan masuk sorga?'
apakah mereka tau bahwa Tuhan itu menciptakan langit dan bumi besrta segala isinya..
jika tidak..
ohh... sungguh luarbiasa Tuhan itu. Dia memelihara makhluk2 yang mungkin tak mengenal Dia..
jadi,, aku tak perlu khawatir..
makhluk yang tak mengenalNya saja dpelihara olehNya.. konon lagi aku yang mengaku bahwa Dia lah Raja dan juruslamatku..
^__^

hari ini baik.. dan esok pasti lebih baik lagi..

kontemporer vs filosof

beberapa hari ini selalu saja hujan..
ntah kapanlah semua ini akan berakhir..
sebab stiap hujan tiba,, pasti mood ku jadi tidak baik..

satu hal lagi,, dan ini paling lucu menurut temanku..
ketika kami asyik ngobrol d depan pintu. tiba2 saja kilat datang..
lalu temanku itu refleks masuk ke dalam kamarnya sembari menutup telinga..
sementara aku masih diluar,, menatap langit dan menunggu gemuruh itu menggelegar..

lalu gemuruh pun datang,, dan aku masih memandang langit hitam yang basah itu..

"nang,, aneh kali kw. bukannya masuk ke kamar malah nungguin gemuruh itu kw," sahut temanku sambil tertawa ngakak..

"aku bukan menunggu gemuruh. aku hanya penasaran,, ketika gemuruh itu datang,, mengapa tak ada perubahan apa2 dlangit?' mengapa awan sama sekali tak bergerak?"

temanku mulai memikirkan pertanyaanku..

"suara gelegar itu terjadi dsebabkan ada dua benda atau lebih yang saling bertumbukan, benar? seperti gelas jatuh,, ketika gelas itu jatuh pasti menimbulkan suara yang nyaring alna terjadi tumbukan antara gelas dan lantai. dan pasti ada pergerakan yang terjadi dsitu."

"ya," ucap temanku.

"trus,, kenapa spt tidak terjadi apa2 dlangit,, padahal gemuruhnya sangat dahsyat. perhatikanlah,, krna aku sering memerhatikannya."

"ahhkk,, lagi2 jiwa kontemporermu muncul."

"hahahhaaa.. ini bukan jiwa kontemporer. tapi naluri seorang filosof."

"kenapa lagi itu?"

"kw tw?' untuk menjadi seorang filosof,, kita harus banyak bertanya dalam pikiran kita. sebab filsafah selalu mencari kebenaran yang sebenar-benarnya. huahahahhaha," kataku dengan tawa yang menyeramkan.

"@@@##$#%$#$#!!$#%%%&^&%^$###"

Rabu, 13 Oktober 2010

s kontemporer membahasa

akhirnya aq dpt julukan baru dr temanku,, "manusia kontemporer"..
hahhahahaaa... ini lebih baik dr pada "manusia unik" ataupun yg lbh kasarnya "manusia aneh"..

aq gagh tw knp begitu..
kta dy,, aq aneh dan mgkin ada sedikit kelainan,, tp bukan gila..
yap.. aq mulai berpikir : mungkin hal spt ini jugagh yg pernah tjd pada ariestoteles,, plato,, socrates,, dan bahkan einstein. mereka jugagh d anggap aneh..
hahahhaaa...

"ruth,, kw ntuh manusia kontemporer. suka berbeda pendapat,, memikirkan hal yg aneh2,, menyimpang dr kesepakatan yg tlah ada dan membuat kesepakatan sendiri dgn teori yg kw juga bwt sndiri," kata temanku.

hohoho..
sebegitu anehnya kah aq???'
aku bahkan tak pernah mnyadarinya..

yang jelas,, aku memang tak pernah berhenti memikirkan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan menggelitik di otak..
hey!!! tunggu dulu,, apakh kw tak merasa ada kata yg aneh dalam kalimat ku barusan?'
yap,, pernahkah kw berpikir bahwa kata "memang" itu aneh?'
bagiku,, sejak aku kecil tentunya. aku selalu beranggapan bahwa kata itu unik.
coba kw ucapkan berkali-kali "memang memang memang memang memang"..
apakh kw tak merasakan keunikannya saat kw mengucapkannya berkali-kali..
atau hanya aku yang merasakannya??'
hhmmpp..

ngomong2 soal kata,, aku punya pertanyaan mengenai bahasa..
apakah kw tak menyadari betapa hebatnya Tuhan itu menciptakan berbagai macam bahasa dalam berbagai negara. ini masih berbicara soal negara. di indonesia saja sudah ada begitu banyak bahasa.. belum lagi kalo kita berbicara soal bahasa di seluruh dunia.
pernah gagh kw berpikir ada berapa banyak bahasa diseluruh dunia ini?'
wow,, amazing u know..

ddunia ini terdapat kira2 195 negara. pnduduk d negara2 yg berbeda ini menuturkn bahasa dan logat yg berbeda. malah mgkn pnduduk d antara daerah dn mukim2 jugagh menuturkan dialeg yg berbeda-beda.

qt perhatikan india,, negara ini mrupakan yg plg bnyak bahasany didunia ini. ada 800 bahasa,, dan pndudukny mnuturkan bahasa yg berbeda dsetiap 20km.

bisa dbilang,, terdapat 3000 hingga 5000 bahsa yg ada d dunia ini.
hhmmmpp..

nah,, ada lagi pertanyaanku..
ketika belajar sejarah wktu SD,, dkatakan Belanda menjajah indonesia.
lalu pertanyaannya,, bagaimana Belanda bisa menjajah bangsa indonesia sementara mereka saling tidak mengerti bahasa mereka masing2..
logika aja,, ketika guru menerangkan sesuatu mengenai sebuah mata pelajran,, terkadang kita sangat sulit untuk mengerti. padahal kita masih satu bahasa. lalu bagaimana yg berbeda bahasa itu? apakah tidak akan timbul yg namany salah pengertian?'

oke,, mungkin aja mereka saling belajar..
misalkan,, s Belanda ini berbicara dalam bahasa inggris (hohohho,, jgn ada yg protes. alna aku gak ngerti bahasa Belanda,, ntar sulit ngejelasinnya ^_^)..
ketika s belanda menunjuk sebuah buku lalu dia mengatakan "book."
kita langsung bisa mngerti bahwa book adalah buku.
ini belajar mengenai benda nyata,, kita bisa menerima.
lalu bagaimana dgn kata2 abstrak yg kasat mata.
seperti,, "jujur"..
bagaimana kita tahu bahwa "jujur" ntuh sama dengan "honest".
atau "tentang" itu sama dengan "about".
atau "ini" sama dengan "this."
hhmmpp..
benar2 pertnyaan yg simpel..
tp aq gagh bisa jawab..
aku udah menanyakan hal ini ama anak bahasa dan anak sejarah,, reaksi mereka hanya "speechless"..

atau,, adakah manusia yg terlahir dgn berbahasa inggris dan indonesia sehingga terciptalah suatu kamus indonesia-inggris dan inggris indonesia..

ahk.......... tak tahulah aq..
mgkin saja ada orang yg terlahir spt itu, contohnya anak indigo.

Selasa, 12 Oktober 2010

dedicated to wise friend

skali lagi aq bersyukur punya teman yg luarbiasa yg maw mendengar ceritaku mulai jam 7 malam hingga jam 1 pagi..
tnyta manusia itu memang tk sempurna,, awalny perlu bermetamerfosis utk menjadi kupu2..
dlm artian,, gk smua yg terlihat indah bermula dr sesuatu yg indah..
keburukan masa lalu pn bs mengubah qt menjadi pribadi yg cantik jk qt mw mengubahny..
ya tnyta dluny tmnku ini sama biadabny spt aq..
senang mendukakan hati orangtua..

"tp skrg aq sadar. aq gk mw berbuat spt itu lg," ktnya..

untunglah Tuhan menemukan aq dgn dy,, teman luarbiasa yg aq miliki..
slalu lbih berpengalaman dr aq shingga ktika aq dlm mslah. dy bs memberikan solusi atau kata2 bijak sbab dy tlah mengalami ny sblumny..

temanku luarbiasa,, suatu saat nanti,, saat qt sdh menjalani hdp qt msg2..
akan q ingat kw sbgai shabat terbaik dan terbijak spanjang masa..
mengajariku mengenal Tuhanku,, mengajari bersaat teduh yg hikmat hingga stiap paginy aq tak kn bs jk tnpa melakukan saat teduh..
mengajariku utk memperbaiki hubungan pribadiku dgn Tuhan hingga aq resah jk shari itu tk berbicara dgn Tuhan..
mengajariku sbr,, mengajariku bersikap tenang dan slalu berpikiran positif..
mengajariku utk ikhlas..
kw luwar biyasa sahabatku,, dan aq tk mw menggantikan mu dgn ap pun..
ttp jd sahabatku y,,
kw yg tbaik..

Kamis, 07 Oktober 2010

mari bersyukur!!!'..

mari bersyukur buat setiap nafas yang dberikan Tuhan..
bersyukur buat setiap detik yang telah dlalui..
bersyukur buat setiap permasalahan yang semakin membentuk dan mendewasakan kita..

aku selalu bersyukur,, segalanya kulakukan dengan ucapan syukur..
aku tak mau mengeluh lagi. ketika kita mengeluh,, kita bukan hanya mendukakan diri kita sendiri atau Tuhan,, tapi kita juga menyusahkan orang lain yang mendengar setiap keluhan kita..

aku kuat,, sebab aku sudah menjalani semua. atau bahkan ini masih sepersepuluh dari masalah-masalah yang akan kuhadapi kelak. ya aku tahu,, ini belum seberapa dbandingkan dengan pengorbanan TUhan Yesus dkayu salib..

y Tuhan, aku bersyukur buat semua permasalahan yang terjadi di dalam hidupku ini. Engkau semakin membentuk aku dan membuat aku untuk selalu berserah padaMu. ya, ini caraMu Tuhan agar aku dekat padaMu. dan aku tahu alasan mengapa Kau melakukan hal itu, sebab Kau mengasihiku Tuhan. Kau rindu agar aku dekat padaMU..

now,, aq berusaha untuk memperbaiki HPDT ku (Hubungan Pribadi Dengan Tuhan). berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menyenangkan d hadapan Allah.

semua permasalahan,, semua ujian yang diberikan Tuhan semata-mata karena Tuhan mengasihiku. aku berpikir positif saja. jika Tuhan tidak memberiku ujian,, aku pasti takkan mau membentuk hubungan pribadi denganNya..

sekarang,, aku dapat lebih bersikap tenang menghadapi masalah. semua masalah itu telah menguatkan aku dan menjadikanku biasa. tidak ada guci yang indah tanpa dibakar terlebih dahulu..

bersyukur buat teman2 seimanku yang semakin menguatkanku. selalu berada dibelakangku,, menungguku pulang dan mendengar keluhanku serta bersama-sama mendoakannya..
Engkau baik Tuhan,, sungguh baik..
selamanya akan tetap seperti itu..
yang aku tahu,, aku berharga dimataMu..
jika suatu saat nanti aku terjatuh,, aku yakin,, aku takkan sampai ke tanah. karena tangan pengasihanMu Tuhan,, tak pernah terlambat untuk menopang aku..
selamanya akan tetap begitu..
aku mengaisihi Tuhanku.. ^__^

Dia yang menjadikanku kuat lewat ujiannya dan lewat penyertaannya. selamanya akan tetap begitu..
aku tidak perlu dikasihani sebab aku kuat. di hatiku,, ada yang lebih kuat, yaitu Tuhanku..

aku ingat,, waktu aku kecil. aku adalah orang yang sangat penakut. suatu hari,, aku tinggal sendiri dirumah. aku takut buat pergi ke dapur. sangat takut. tapi aku ingat lagu gereja yang sering aku nyayikan waktu sekolah minggu.
ingkon Jesus do donganku,, sahalaku lilu do.

ya,, Tuhan ada dsampingku,, dy akan menghalau para setan yang mencoba mendekatiku. Tuhan spt bodyguard ku.. aku pun tak takud lagi.

bersyukur buat keahlianku yang pandai mensugesti diriku sendiri untuk tetap kuat dan melupakan segala apa yang berpotensi menyakiti diriku.

aku kuat,, aku bisa. ini hanya permasalahan kecil. sementara aku sudah pernah mengalami permasalahan yang lbh berat dari ini..

bersyukur buat hidup yang benar2 tidak biasa yang kujalani bersama keluargaku. sepanjang tahun bahkan bertahun-tahun lamanya. setiap hari penuh kesedihan yang mengharu-biru. namun tak seorang pun dari teman2ku mengetahuinya bahkan sahabatku sendiri. mereka hanya tahu,, Ruth itu periang,, bahagia dan hidupnya selalu aman2 saja. ya, aku hanya ingin membagikan kebahagiaanku buat orang lain,, tidak pernah terpikirkanku untuk menawarkan kesedihan dan air mataku. biar lah masalahku ku tanggung sendiri.
sebab : aku + Tuhan = cukup

bersyukur buat semuanya Tuhan,, aku tak pernah berhenti bersyukur. sebab Kau yang memberi smua ini. Kau yang memberi pengertian akan hidup yang kujalani..
mulai merefleksikan semuanya..

Tuhan aku bersyukur..
smpai kapan pun aku tak akan henti2nya bersyukur..

momentum 8

Malam harinya mama mengajak kami sekeluarga untuk mengadakan kebaktian. Tak tahu entah apa yang ada dipikiranku saat itu, tiba-tiba saja aku berang. Aku tidak mau kebaktian. AKU SANGAT MEMBENCI KEBAKTIAN.

Mama masih memaksaku untuk ikut kebaktian, begitupun dengan papa.

“buat apa kebaktian? Toh, Tuhan juga gak pernah peduli dengan keluarga kita. Jadi ngapain juga kita memuji-muji Dia,” ucapku tegas.

Aku tak tahu apa yang merasuki pikiranku. Namun, emosiku bisa meledak ketika diingatkan tentang Tuhan, mujizat dan doa. Persetan dengan semuanya itu.

Di sini tidak ada Tuhan.

Di sini tidak ada mujizat.

Di sini tidak ada doa.

AKU SANGAT MEMBENCI SEMUANYA ITU!

Namun mama dan papa masih saja melakukan kebaktian hanya berdua saja. Sementara adikku juga tidak ikut kebaktian tersebut. Yeah, adikku sangat mengidolakanku. Dia selalu meniru apa-apa saja yang ada pada diriku. Tapi sayang, dia hanya meniru semua yang jahat dari aku. Atau memang tidak ada hal yang baik yang bisa ditiru dari aku? Entahlah…

Bodoh…bodoh…bodoh…

Kenapa mereka masih saja berbuat baik dan memohon pada Tuhan yang tak punya belas kasihan itu. Dia tak pernah peduli pada keluarga kita!!! Batinku.

Hufft…

Tapi masih saja ada doa yang terbesit dihatiku.

“Tuhan, jangan hiraukan aku. Sembuhkan saja penyakit mamaku, beliau selalu setia padaMu walaupun Kau tak pernah memberinya kebahagiaan. Sembuhkanlah Tuhan. Amin,” doaku dalam hati.

Jujur, ada tersirat rasa penyesalan ketika aku menolak untuk ikut kebaktian bersama mereka. Namun, aku malu untuk mengatakannya. Aku malu mengaku salah. Aku selalu menganggap diriku adalah benar, tak satu orang pun dapat mencekal itu. Aku akan berusaha mempertahankan pendapatku walaupun aku tahu sebenarnya hal itu salah. Demi sebuah harga diri, pikirku. Yeah, itulah salah satu sifat burukku.

Kontras sekali perbedaan antara malaikat dan iblis malam itu. Dimana dua malaikat melakukan kebaktian sementara dua iblis asyik nonton film horor tepat di samping dua malaikat. Benar-benar hidup rukun berdampingan antar umat beda prinsip.

Namun, aku masih bisa mendengar ketika mama berdoa. Beliau mendoakan aku dan anak-anaknya yang lain. Ya, beliau acap kali mendoakan kami. Bukan hanya pagi, siang dan malam melainkan setiap saat. Mama selalu berdoa setiap saat. Dan aku yakin, setiap saat bahkan setiap milidetik, beliau selalu teringat akan Tuhan-nya. Bukan karena beliau sedang sakit. Ketika sehat pun beliau selalu tidak pernah melupakan Tuhan-nya.

Tapi aku tidak habis pikir bagaimana cara Tuhan bekerja. Mungkin Tuhan tak punya hati atau mungkin Tuhan tidak punya telinga untuk mendengar doa-doa mamaku yang telah disampaikannya setiap saat. Atau mungkin suara mama sangat pelan sehingga Tuhan tak mendengar. Atau mungkin angin terlalu kencang sehingga doa mama tidak tepat sampai ke sorga. Atau mungkin doa itu tidak ada gunanya, hanya sebatas formalitas atau kebiasaan-kebiasaan yang harus dilakukan. Atau doa itu hanya sebuah mantera, tapi tidak mungkin. Mantera lebih ampuh dari doa, buktinya banyak orang yang meninggal gara-gara santet. Setahu aku, santet itu menggunakan mantera seperti penyihir-penyihir dalam novel Harry Potter. Ah.. terserahlah, yang jelas, tidak ada perubahan yang benar-benar signifikan yang menuju kearah yang lebih baik sebagai akibat dari doa tersebut.

Hari minggu yang gerimis. Udara saat itu benar-benar dingin. Bukannya reda, bahkan semakin deras tetesan air yang ditumpahkan ke bumi.

Pagi itu, seperti biasa, kami menikmati hidangan sarapan bersama-sama. Seperti biasa juga, papa berbicara tentang banyak hal. Tentang rencana-rencananya, tentang keinginan-keinginannya, dan tentang harapan-harapannya pada kami yang aku pikir semua itu sangatlah lucu. Aku kenal papaku, aku menganggap beliau tak lebih dari seorang pembual besar. Beliau selalu bercerita banyak tentang rencana-rencananya, tapi tak satu pun terealisasi. Tak apa, aku hargai impiannya itu.

Kami menghabiskan waktu yang lama untuk sarapan. Bukan sekadar sarapan, kami juga asyik bersendagurau. Papa sengaja menceritakan hal yang lucu-lucu agar mama bisa tertawa. Tapi mama sedikit pun tak merespon apa-apa. Mama memang berada diantara kami, namun pikiran beliau tak di tempat itu.

Papa kemudian menanyakan apakah mama baik-baik saja. Mama kemudian mengeluhkan sakit perutnya. Kata mama, beliau sudah dua hari tidak bisa buang air besar. Selalu saja begini, selalu saja ada hal-hal yang merusak saat-saat kami ingin berbahagia.

Pagi itu, aku bad mood gara-gara mama sakit lagi. Selalu, selalu dan selalu….

Papa kemudian membawa mama masuk kamar dan aku masih saja mendengar mama mengeluh. Pagi itu, semuanya berubah. Hanya kebahagiaan sesaat. Kami menyantap sarapan pagi, dan mama kembali lagi menderita dalam kesakitannya. Hujan juga tiba-tiba turun dengan derasnya. Benar-benar pagi yang lengkap.

Aku sengaja melewati kamar mama yang kebetulan pintunya terbuka lebar. Aku melihat mama berbaring lemah, dan papa sedang memijat telapak kaki mama sembari berdoa. Berdoa, ya, hanya itu yang dapat dilakukan oleh mama dan papa. Mereka menganggap bahwa doa adalah obat yang paling manjur dan solusi yang paling tepat. Mereka selalu melakukan hal itu, baik dalam keadaan sesulit apapun, sesakit apapun sampai dalam keadaan yang sangat membahagiakan. Khususnya mama, beliau sama sekali tak pernah melupakan Tuhan-nya. Kadang aku merasa bangga kepada mama, kadang aku juga merasa malu dan terkadang aku juga merasa jengkel dengan keimanan mama. Biar bagaimanapun, mama adalah mamaku.

Beberapa saat kemudian, papa keluar kamar dengan tergesa-gesa. Beliau menuju ke arah dapur, lalu dengan repotnya ia menuangkan air panas ke dalam botol minuman kaca dan lalu menutupnya rapat-rapat. Beliau masuk lagi ke dalam kamar, kemudian meletakkan botol tersebut di atas perut mama dengan tujuan agar mama bisa mengeluarkan gas H2S yang dua hari belakangan ini sulit sekali dikeluarkan.

Namun sia-sia, tidak ada efek yang ditimbulkan oleh air panas dalam botol tersebut. Dan mama masih saja mengeluhkan soal perutnya.

Aku benar-benar benci dengan situasi seperti ini.sangat membenci.

Hari minggu itu, kami sekeluarga, tak seorang pun yang pergi ke gereja. Mama masih dengan sakitnya dan papa sibuk mengurusi mama. Sementara aku, benar-benar buruk membenci Tuhan. Dan adikku, dia tak lebih dari seorang yang pemalas.

Mama kemudian memanggilku, beliau memintaku untuk membantunya meletakkan botol air panas tersebut di atas perutnya. Aku dengan wajah cemberut pun membantu mama dengan tak ikhlas tanpa kata-kata.

Mama tahu, kalau aku sedang tidak senang saat itu. Dan mama merasa bahwa aku selalu membenci dibuatnya.

“ya sudahlah, sana. Kalau kau tak bisa membantu mama,” ucap mama sembari mengambil kembali botol air panas yang telah ada digenggamanku.

Aku pun pergi tanpa kata dan tanpa bahasa. Tak sedikitpun aku menolah wajah mamaku.

Malam harinya, mama masih mengeluhkan sakit perutnya. Terkadang beliau berteriak saking tidak tahannya.

Kenapa ma? Kenapa kau selalu saja mengeluh? Kenapa kau tak pernah mencoba untuk melawannya sendiri? Mengapa kau sangat lemah hanya karena sakit perut? Padahal sebelumnya, kau sanggup melawan yang lebih parah dari itu. Mengapa sedikit saja tak ada keinginanmu untuk melawan ma??? Batinku.

Hari itu, I’m bad mood totally.

Sekitar jam setengah delapan malam, temanku datang berkunjung ke rumah. Dia memintaku menemaninya meminta tas ransel kepunyaannya yang telah dipinjam oleh teman kami yang lain. Aku meminta izin pada mama untuk menemani temanku tersebut. Mama hanya diam, beliau sama sekali tak menggubris. Mungkin karena kebisuan sejak pagi tadi, lalu mama melakukan hal yang sama padaku. Mungkin beliau ingin aku tahu bahwa tidak enak jika kita tidak dihiraukan oleh orang lain. Namun sayangnya, aku tak peduli dengan hal itu.

Aku kemudian meminta izin pada papaku. Dan papa menyuruh aku untuk meminta izin pada mama. Dengan sedikit kesal, aku pun meminta izin pada mama. Mama hanya diam, beliau sama sekali tak merespon apa yang aku katakan. Namun beliau amat kesal, kelihatan dari raut wajahnya. Yeah, ternyata mama masih dendam dengan sikapku sepanjang hari ini. Tapi aku tidak peduli, aku memaksa mama untuk mengizinkan aku keluar rumah barang sebentar saja.

Akhirnya, mama pun mengizinkan aku untuk pergi.

“ya sudah, pergilah kau,”ucap mama tanpa sedikit pun menoleh ke arahku yang pada saat itu tepat duduk disampingnya.

Lalu aku pun pergi menemani temanku tersebut. Namun, sebaik kami sampai ke tempat seseorang yang bakal kami tuju. Orang yang kami cari tersebut ternyata sedang tidak ada di rumah. Alhasil, kami memutuskan untuk pergi ke warnet.

Yeah, kami pergi ke warnet dan menghabiskan waktu berjam-jam. Aku sama sekali melupakan janji yang telah kukatakan pada mamaku. Seharusnya aku hanya menemani temanku untuk menemui seseorang. Namun, kami pergi ke tempat lain.

Jam sepuluh malam tepat aku pulang ke rumah. Keadaan rumah sangat berbeda dari ketika aku meninggalkannya dua jam yang lalu. Aku hanya melihat papa di dalam rumah tersebut. Dan itu pun beliau sedang bersiap-siap akan beranjak pergi dari tempat itu.

“mama dan adik kemana, pa?” tanyaku pada papa.

“adikmu menemani mamamu berobat,”jawab papa dan lalu pergi begitu saja.

Aku tak tahu apa yang terjadi saat itu. Namun sepertinya sakit mama memang sudah tak tertahan lagi. Dan aku masih menganggap semua itu hanyalah persoalan sakit perut yang menurutku adalah hal sepele. Aku pun tidak terlalu memikirkan apa-apa yang buruk tentang mamaku.

Sembari menunggu mereka pulang, aku pergi ke dapur dan melihat apa-apa saja makanan yang bisa disantap yang ada di situ. Mengingat bahwa sejak tadi aku sama sekali belum mengisi perutku dengan makanan.

Akhirnya mama, papa dan adikku pulang juga. Aku langsung membukakan pintu buat mereka. Aku melihat mama, wajah beliau tampak lebih pucat. Namun ia masih tetap bisa tersenyum dalam sakitnya itu. Seperti member sebuah pertanda padaku bahwa ia baik-baik saja.

Mama pun kemudian berbaring di ruang tamu yang sebelumnya telah di bentangkan sebuah karpet merah. Mama masih mengeluh masalah sakit perutnya. Dan kali ini sakit yang beliau rasakan bukan main-main.

Esok harinya, tepat tanggal 17 Agustus 2009 di mana setiap warga Negara Indonesia merayakan hari kemerdekaan tanah air ini. Mama masih menahan sakitnya.

Aku tak tahu apa yang dirasakan mama. Namun aku melihat bahwa beliau lebih sehat dari kemaren. Hanya saja ada satu yang aneh, wajah mama tak menunjukkan kesehatan itu. Aku melihat ada sesuatu yang ditahan mama saat beliau hendak bergerak. Mungkin saja mama menahan sakitnya, sebab setiap kali ia melakukan pergerakan, ia selalu memegang perutnya.

“mana tulangmu?” Tanya mama ketika aku menonton acara perayaan hari kemerdekaan yang dilangsungkan di istana merdeka yang saat itu aku tonton di televisi.

“aku tak melihatnya,”jawabku.

Kebetulan tulang yang adalah adik laki-laki mama diundang untuk mengikuti upacara tujuhbelas Agustus di istana merdeka. Mama masih semangat menonton acara tersebut, berharapa ia dapat melihat adiknya itu.

Aku pikir, mama telah baik-baik saja. Namun setelah itu, ia berbaring sembari memegangi perutnya. Beliau merintih. Dan aku masih tak percaya bahwa ia benar-benar sakit. Tak mungkin secepat itu, sebelumnya mama bersemangat mengikuti acara di televisi. Mengapa sekarang beliau tiba-tiba kesakitan? Pikirku.

Uh, mama pasti sedang berpura-pura.

Aku langsung teringat ketika aku menanyakan mengapa mama seringkali mengeluh.

“mama kok seringkali mengeluh, mama pikir itu bagus? Itu bisa mengurangi umur mama loh,” ucapku saat itu.

“mama tidak selalu mengeluh. Terkadang mama hanya berpura-pura, mama hanya ingin tahu seberapa besar perhatian kalian pada mama,”kata mama.

Aku tak tahu apakah pernyataan mama tersebut benar atau tidak. Yang jelas saat itu, aku tiba-tiba mengingat kalimat mama tersebut. Dan kali ini aku berpikir bahwa mama sedang menguji seberapa besar perhatianku padanya.

Aku tak perlu diuji! Batinku teriak.

Aku pun pergi meninggalkan mama. Aku pergi ke dapur dan menyelesaikan tugasku disana sambil bernyanyi kencang. Aku tak peduli bagaimana keadaan mamaku saat itu.

Pasti beliau sedang mengujiku. Batinku.

“aduh nang!! Sakit kali yang mama rasakan, nang. Seandainya kau tahu bagaimana rasanya, sakit sekali nang,”rintih mamaku yang terdengar olehku dari dapur.

Aku tahu, mama mengadu padaku. Sebab mama selalu memanggilku dengan sebutan inang. Kali ini aku menjumpai mama untuk memastikan bahwa beliau baik-baik saja. Mama masih berbaring dan sama sekali ia tak bisa menggerakkan tubuhnya sebab beliau tak sanggup menahan sakit. Aku melihat perut mama semakin bengkak, seperti wanita hamil saja.

Aku kemudian memijat telapak kaki mama sembari memainkan handphoneku.

Lalu mama berkata,”kalau kau tak ikhlas memijat kaki mama, sebaiknya kau tak usah memijatnya. Itu hanya semakin menambah sakit,”ucap mama.

Aku tak peduli dengan ucapan mama, aku masih saja memijat telapak kakinya. Dan kali ini, aku meletakkan handphoneku. Aku tak bahwa mama tak senang dengan aku yang lebih mengutamakan perhatianku pada handphone. Jadi, kuletakkan saja benda kecil itu disampingku. Namun, apa boleh buat. Daya magnet handphoneku ternyata jauh lebih kuat, sehingga aku tak berdaya dan meraih dia kembali demi mendapatkan daya. Lagi-lagi hal tersebut diketahui oleh mama.

“sudahlah! Tak usah lagi kau memijat telapak kakiku. Mainkan saja Hp-mu itu,”ucap mama sedikit membentak.

Kali ini aku menurut kata mama. Aku pergi ke dapur lagi dan membereskan pekerjaanku.

Dan mama masih saja merintih kesakitan.

Malam harinya, hari-hari yang sangat menegangkan tentunya. Dan mama masih kesakitan. Papa kemudian menelepon dokter yang biasa mengobati mama. Lalu dokter tersebut pun menyuruh papa untuk meminumkan sesuatu obat pada mama. Hasilnya, sama sekali tidak ada. Bahkan perut mama terasa lebih sakit. Papa kemudian menelepon dokter itu lagi, namun sang dokter teladan sama sekali tak merespon sedikit pun.

Ya sudah, dokter tersebut sama sekali tak dapat diharapkan.

Akhirnya mama berjuang sendirian. Mama terus berdoa menyebut nama Tuhan, begitu pun dengan papa. Aku dan adikku pun turut memijat telapak kaki mama.

Kemudian papa mengajak aku dan adikku untuk berdoa buat kesembuhan mama. Kamu pun mulai berdoa.

Namun tiba-tiba saja mama berkata.

“jangan mengelilingiku, aku bukan mau mati.”

Aku tidak tersadar bahwa saat itu kami sedang mengelilingi mama. Lalu kami pun menuruti kehendak mama dan mengubah posisi. Papa pun mulai memimpin doa.

Selesai berdoa, tak ada perubahan apa-apa. Mama masih sakit. Kami masih memijat mama.

Papa memijat kening mama, adikku memijat tangan mama dan aku memijat telapak kaki mama.

“kapan kau kuliah, nang?” Tanya papa padaku.

“besok udah mulai kuliah,”jawabku dengan tak bersemangat.

“tapi si Duma masih libur,”ucap papa.

Aku hanya diam saja. Aku benci pernyataan papa yang sok tahu seperti itu. Ia pikir bahwa kulaih itu sama seperti sekolah yang liburnya selalu serentak dengan sekolah lain. Jika aku berkata demikian pasti beliau mengatakan bahwa ia juga dulu kuliah sama seperti aku. Tapi mengapa ia tidak tahu? Jelas-jelas aku beda kampus dengan si Duma.

Besoknya, papa dan mama akan pergi ke rumah sakit. Pagi-pagi sekali mereka pergi. Namun sebelum pergi, papa ngobrol sebentar dengan tulang Daulat, adik laki-laki mama yang lain. Aku tak tahu mereka berbicara masalah apa. Tapi sepertinya papa meminjam uang pada tulang Daulat untuk biaya mama ke rumah sakit.

“iya Ruth, kau kuliah hari ini?” Tanya tulang Daulat padaku.

“tapi kawannya, si Duma masih libur,” potong papa.

Aku benci sekali pada papa saat itu. Memangnya kenapa kalau si Duma sedang libur? Kampusnya memang sedang libur, kampus aku ‘kan tidak.

“iya Ruth, kawanmu masih liburnya,” tulang Daulat memastikan. Beliau seperti curiga padaku.

“nggak tau, tulang. Tanya papa aja, dia ‘kan rektornya,” ucapku sewot.

Mama dan papa pun pergi ke rumah sakit. Dan tulang menitipkan uang yang papa pinjam tadi untuk kubawa ke rumah sakit.

Aku pun berangkat ke rumah sakit sekitar pukul Sembilan pagi. Aku hanya mengenakan kaos oblong dan celana panjang hitam. Papa pun melihat kehadiranku.

“loh, nggak kuliah kau?” Tanya papa heran.

“nggak, aku nggak mau kuliah. Capek aku kuliah,”jawabku sewot.

“ya sudah, sana kau pergi kuliah. Kok gitu kau ngomongnya, nang?”

“ngapain aku kuliah. Toh, sebentar lagi aku pun dipanggil buat jaga mama. Gitu-gitu aja kerjaku dari dulu.”

Papa pun tak berkata apa-apa, begitu pun dengan mama. Mama hanya memandangiku dengan kecewa.

“Kau jaga dulu mamamu, papa mau cari ruangan buat mama.”

Papa pun pergi.

Yeah, papa akan mencari ruangan buat mama karena saat itu mama berada di dalam kamar yang jumlah pasiennya enam orang. Benar-benar bikin suntuk kamar tersebut.

“kenapa kau tak kuliah?” Tanya mama padaku.

“aku nggak ‘kan kuliah sampai mama benar-benar sembuh. Aku benci keadaan kayak gini, ma,” ucapku emosi.

Mama hanya diam saja. Beliau pasti berpikir bahwa keadaan seperti ini terjadi karena dia.

Aku pun menemani mama di ruangan tersebut sembari memainkan handphoneku. Mama terus memandangi wajahku dengan seksama tanpa kata dan juga tanpa ekspresi. Aku yang dasarnya memang tak suka dipandangi lama-lama oleh siapapun kemudian membalas pandangan mama dengan wajah sewot.

Tak lama papa pun hadir kembali. Sepertinya beliau belum mendapatkan kamar buat mama. Sebab saat itu banyak kamar yang penuh.

Aku pun keluar dari kamar tersebut. Aku tidak tahan mencium berbagai macam bau obat yang ada di ruangan tersebut. Rasanya aku akan muntah jika berlama-lama berada di situ.

Aku duduk di koridor rumah sakit terssebut yang berada tak jauh dari ruang pasien. Setidaknya, aku tidak mencium bau-bau obat yang menyengat dari koridor tersebut.

Aku kemudian menelepon temanku dan memberitahukan segala keluh kesahku. Aku mengadu bahwa aku benci kehidupan yang seperti ini, aku benci kepada Tuhan karena Dia memilih mamaku untuk merasakan hal tersebut, aku iri kepada teman-temanku yang tak perlu mengkhawatirkan tentang kesehatan mamanya.

“aku iri padamu, Duma!” sahutku pada Duma lewat handphone.

Aku merasa hidup keluarga kami benar-benar tidak normal. Selalu penderitaan, penderitaan dan penderitaan yang mengisi hari-hari mamaku. Dan hal tersebut berdampak bagi psikologis anggota keluarga lain.

Saat itu, aku benar-benar membenci apa pun.

Aku kembali ke ruangan mamaku. Aku melihat beliau yang masih saja memandangku tanpa ekspresi.

“kenapa kau masih di sini? Pergi kau kuliah! Udah mahal-mahal dibayar uang kuliahmu. Jangan kutengok kau di sini,”ucap mamaku.

Aku diam saja. Aku tidak peduli!

Sembuh dulu kau, baru aku mau kuliah. Batinku.

Akhirnya, saat itu, hubungan aku dengan mama sama sekali tak baik. Kami seperti sepasang insan yang berpacaran yang saat itu sedang bertengkar. Aku dan mama hanya diam-diaman ketika bertemu.

Siangnya aku pulang ke rumah sebab khawatir adikku pulang sekolah dan mendapati pintu rumah terkunci sehingga dia harus menunggu di teras rumah.

Sepulang sekolah, adikku menunjukkan satu paket kiriman yang dikirim oleh abangku dalam box. Aku melihat isinya ada dua botol minuman yang berisi air. Aku tak tahu apa gunanya. Namun saat itu abangku meneleponku dan berkata bahwa itu adalah obat mama. Yang satu untuk diminum dan yang satu lagi untuk dimandikan.

Aku berpikir akan memberikan obat tersebut pada mama esok hari.

Malam harinya, aku mengirimkan pesan kepada abangku dalam bahasa inggris. Aku tak ingat pasti apa kata-kata yang aku kirimkan pada abangku. Yang aku tahu, intinya, aku capek dengan kondisi seperti, dan aku bertanya pada abangku kapan ini semua bakal berakhir.

Abangku lalu membalas pesanku dengan polosnya.

Apa artinya, dek?

Begitu isi pesan abangku. Dan aku tak membalasnya.

Esok harinya, sebelum pergi ke rumah sakit, aku membereskan dahulu pekerjaan rumahku walaupun kelihatannya tak ada yang beres. Dan lalu, aku menyempatkan diri untuk menonton televisi sebentar. Hingga akhirnya tanteku meneleponku dan menyuruh aku untuk segera ke rumah sakit.

Aku pun pergi dan tak lupa membawa obat yang telah dipaketkan oleh abangku. Hari itu, aku sama sekali telah merencanakan baju yang aku pakai. Aku tak memakai baju hitam seperti biasanya. Sebab mama selalu menegurku ketika aku memakai baju dan celana warna hitam.

“kau ingin mama mati ya? Makanya kau memakai pakaian hitam seperti,” ucap mama.

Yeah, tak ada kematian sama sekali disini. Dan aku tak ingin mama menyimpulkan hal yang bukan-bukan karena style kesukaanku itu. Aku pun mengenakan kemeja warna putih-ungu kepunyaan adikku.

Aku pun berangkat ke rumah sakit. Ternyata di rumah sakit telah ramai oleh kakak dan adik-adik mama. Aku semakin curiga, mengapa mereka tiba-tiba saja berkumpul secara serentak seperti itu. Tidak seperti biasanya.

Aku masuk ke dalam ruangan mamaku. Aku berdiri di samping mama dan memandangi mama tanpa kata. Mama pun memandangku sebentar dan kemudian memalingkan wajahnya. Sepertinya, mama masih marah padaku. Iya, beliau sangat marah. Aku tahu, aku memang pantas untuk dimarahi. Aku sudah terlalu banyak menyakiti hatinya.

“ma, aku nggak akan kuliah kalau mama nggak sembuh. Aku mau mama sembuh,”ucapku pada mama.

Mama pun kemudian berkata. Dan bahasanya sangat aneh, tak ada yang kumengerti dari apa yang dikatakannya. Seperti orang sumbing yang sedang berbicara dan bahkan melebihi orang sumbing parahnya.

Mama pun semakin banyak berkata dan semakin tak berhenti. Aku semakin aneh mendengarnya. Aku yakin ada yang tak beres dengan mama. Aku hanya mengiyakan semua apa yang dikatakan mama padaku.

Sampai akhirnya, suster datang dan memarahiku.

“sudah saya bilang jangan diganggu. Tadi ibu ini sudah tenang, sekarang kumat lagi ‘kan,”ucap suster tersebut dengan galak.

Lalu mak tuaku mengajak aku untuk keluar dari ruangan itu.

“tadi mamamu ngomong terus, biar dia istirahat sebentar,” ucap mak tuaku sembari membawa aku keluar dari ruangan itu.

Kemudian para suster itu pun masuk dan menyuntikkan sesuatu ke tubuh mamaku, kata mereka, itu adalah obat penenang buat mama. Sementara papaku pergi mencari dokter.

Aneh, mamaku telah semalaman berada di rumah sakit ini. Namun tak seorang dokter ahli pun memeriksanya.

Aku tak paham betul bagaimana kinerja rumah sakit tersebut. Apakah seperti di film-film india yang ambulance-nya baru datang tepat ketika korban menghembuskan nafas terakhir. Itu menurut dugaanku, dan aku harap dugaan aku salah.

Aku pun keluar dari ruangan tersebut. Mencari kursi dan menepi di sudut koridor.

Menangis. Ya, hanya itu yang dapat aku lakukan. Aku tak tahu lagi apa yang dapat aku lakukan selain menangis.

Aku memperhatikan papa, beliau sibuk kesana-kemari untuk mencari dokter. Aku bingung, di rumah sakit yang sebesar itu tidak seorang dokter pun dapat dijumpai. Aneh.

Lalu papa kembali lagi ke ruangan tempat dimana mama dirawat. Papa membawa seorang dokter muda. Aku pun kemudian turut masuk ke ruangan tersebut. Aku ingin tahu apa yang terjadi pada mama.

Dokter muda tersebut pun memeriksa mama. Entah apa yang diperiksai beliau. Yang jelas, beliau tak mengatakan apa-apa. Dokter muda tersebut pun keluar dari ruangan mama dan meninggalkan tanya yang besar pada kami semua.

Mama masih tergolek lemah, mulutnya menganga namun bengkok. Tapi aku yakin, mama masih bernafas.

Tiba-tiba papa mengajak kami yang ada di ruangan itu untuk berdoa. Papa, aku, tante dan mak tua. Kami berempat melakukan doa bersama, kami mengelilingi mama yang pada saat itu kondisinya sangat mengenaskan.

Papa mulai berdoa. Dengan isak tangis tentunya. Tapi aku masih yakin, takkan terjadi hal yang menakutkan pada mama. Aku yakin hal itu. Aku yakin bahwa mama memiliki umur yang panjang.

Papa kemudian menyuruhku untuk berdoa. Aku yang pada saat itu masih membenci yang namanya doa, aku langsung menolak tawaran papa.

“aku nggak mau berdoa. Untuk apa? Toh, Tuhan nggak pernah dengar doaku. Percuma, “ sahutku.

Papa masih memaksaku, namun aku msih tetap pada pendirianku. Aku tak mau berdoa.

Mama melihatku, aku tak tahu apakah mama mendengarnya. Tapi yang jelas, saat itu beliau menoleh ke arahku. Aku tahu, beliau ingin mengatakan sesuatu. Tapi ketidakberdayaannya yang membuatnya tak dapat melakukan hal itu. Mama mencoba mengatakan hal itu melalui mata beliau. Namun sayangnya, aku tak dapat memahani bahasa mata tersebut.

Selesai kami berdoa. Ternyata dokter spesialis beserta rombongan koas sudah berada di ruangan mama.

“Dok, bagaimana keadaan istri saya, dok? Tolong dia, dok,” ucap papa memohon pada dokter tersebut.

“ya sudahlah pak. Bapak ‘kan sudah berdoa, Tuhanlah yang menolong ibu itu,” ucap dokter tersebut sembari memeriksa keadaan mama kemudian berlalu begitu saja. Dan papa pun mengejar dokter tersebut sembari mengatakan sesuatu.

Dokter, aku tidak tahu apa yang ada dipikiranmu. Seharusnya, kau tidak pantas berkata seperti itu dalam kondisi yang sangat menyedihkan seperti saat-saat itu.

Aku yang sedari tadi berada di samping tempat tidur mama yang kemudian beranjak dan berdiri tepat di ujung dari tempat tidur mama. Dan mama masih memperhatikan setiap gerakku. Ada yang ingin dikatakan beliau, aku dapat merasakannya.

Tiba-tiba saja ada seorang ibu datang menjenguk mama. Dan langsung berkata :

“inang, ingat Tuhan, inang. Sebut nama Yesus tiga kali, inang. Yesus, Yesus, Yesus, “ sahut ibu tersebut.

Aku kemudian melihat mama. Beliau berusaha menggerakkan lidahnya dengan susah payah. Mama ingin megucapkan nama Yesus. Dan beliau berhasil mengucapkannya walaupun tidak terdengar, namun bentuk mulutnya serta gerakan lidahnya telah mewakili semua itu.

Aku masih berada di ujung tempat tidor mama. Aku memerhatikannya, beliau pun masih melihat ke arahku.

Ada yang ingin kau katakana, ma? Ayo ma, katakan padaku. Batinku mencoba bertelepati dengan mama namun kelihatannya tidak bisa. Tapi mata kami saling beradu cukup lama. Mungkin mama juga ingin melakukan hal yang sama denganku.

Tak lama kemudian, mama menarik nafasnya. Seperti yang biasa beliau lakukan ketika akan terbatuk. Dan aku tak mencurigai hal itu.

Lalu dokter yang biasa menangani mama pun datang bersamaan dengan kehadiran papa yang baru kembali dari membeli obat di apotik.

Akupun duduk di sudut ruangan. Membiarkan sang dokter memeriksa keadaan mama. Papa yang tidak sabaran pun memaksa dokter tersebut untuk mengatakan sesuatu pada papa tentang kondisi mama.

“bapak tenang dulu,” ucap sang dokter pada papa ketika dokter tersebut selesai memeriksa keadaaan mama.

“bagaimana bisa tenang, dok. Lihat keadaan istri saya,” ucap papa sewot.

“iya, bapak tenang dulu. Bapak mau tau ‘kan bagaimana keadaan ibu yang sebenarnya?”

Kemudian papa pun tenang dan member waktu pada dokter tersebut untuk member keterangan bagaimana kondisi mama yang sebenarnya.

“pak, saat ini, kondisi ibu….”

“kenapa,dok?” jerit papa.

“ibu sudah dipanggil Tuhan, pak. Ibu sudah meninggal.”

Dan tangis pun pecah saat itu juga. Aku yang pada saat itu juga turut langsung mendengar ucapan sang dokter tak mampu berbuat apa-apa. Hanya tangis. Iya, hanya tangis yang lebih banyak berbicara di tempat itu. Jerit tangis.

Aku tak tahu siapa yang harus dipersalahkan saat itu. AKU TAK TAHU.

“MA!!!!!!!!!!!!!! KENAPA CEPAT KALI MA??????????? BANGUN MA, BANGUN…. “ jeritku tak rela.

Banyak yang menyaksikan. Dan mereka hanya menonton. Mereka tak tahu rasanya.

Aku memeluk tubuh kaku mamaku erat-erat. Seakan tidak rela Tuhan mengambil apa yang seharusnya masih menjadi kepunyaanku. Ya, aku kehilangan. Kehilangan apa yang seharusnya masih menjadi milikku.

Semuanya sudah berakhir. Iya, berakhir. Dan mamaku telah menutup semua lembaran cerita itu. Banyak hal yang masih tertinggal, namun semua hanya akan menjadi kenangan.

Lagi-lagi aku harus kehilangan. Aku kehilangan waktu itu, waktu yang merebut apa yang seharusnya menjadi kepunyaanku.

Dia tak pernah kembali. Dan takkan terlihat lagi dalam waktu yang tak dapat ditentukan saat ini.

Ini bukan sekadar kehilangan, namun ada yang lebih dari itu. Anak seperti aku, anak yang tak membawa berkat buat orangtua. Aku tak mampu menepati apa yang seharusnya aku tepati. Dan kalimat-kalimat aneh itu pun kembali muncul di telingaku. Rasanya sangat mencekik leherku hingga aku benar-benar merasa sudah tak bernafas lagi.

***

Momentum.

Kutegaskan padamu, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ilmu sains yang telah kamu pelajari baik di sekolah maupun diperkuliahan.

Aku hanya mengambil kata ini dari sekian banyak kata yang tak memiliki arti yang tercipta begitu saja. Sebab saat ini, tak ada kata-kata yang mampu mengartikan bagaimana perasaan yang tengah aku alami saat ini.

Momentum berasal dari dua kata, moment dan dentum. Dimana moment adalah waktu atau saat. Sedangkan dentum adalah tumbukan kuat yang menghasilkan suatu gema (dentuman).

Jadi, momentum di sini adalah waktu yang menimbulkan dentuman. Yeah, dentuman yang dahsyat. Dentuman yang meremukkan seluruh rongga-rongga tubuhku. Dentuman itu bekerja sangat cepat dan meruntuhkan kekuatan yang telah kubangun sejak bertahun-tahun lalu.

Yeah, kutegaskan sekali lagi, momentum yang kumaksud sama sekali tak ada hubungannya dengan ilmu sains. Sebab momentum di sini bukanlah sebuah vector. Aku bahkan tak mengetahui arah mana yang ia tuju. Mungkin tak memiliki arah atau mungkin terlalu banyak arah sehingga aku tak dapat melihat dengan jelas dimana ia bakal berhenti.

Aku tak tahu bagaimana kehidupanku kelak bakal terjalani tanpa mama di sampingku. Aku tahu, semuanya telah berubah seketika. Seketika yang cepat namun dengan proses yang lama.

Aku ingin hal ini sebagai pelajaran buat kita semua. Jangan pernah terlambat seperti aku. Jujur, aku menyesali segalanya. Aku tak sempat meminta maaf dan aku juga tak sempat memperbaiki semuanya. Aku telah menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan padaku. Tidak ada lagi kesempatan itu. Dan aku tak dapat menebus kesalahanku.

Buat mama. Aku tahu, hanya kita berdua yang tahu. Yeah, kau mencintaiku, sangat mencintaiku. Namun tidak sebaliknya denganku.

Mama, tidak ada kejujuran antara kita. Iya, aku menyadari hal itu. Aku selalu membohongimu dan kau tak tahu hal itu. Sampai akhirnya kau menyadarinya sendiri. Tapi terlambat bagiku untuk memperbaiki segala yang telah hancur karena ulahku sendiri.