Kamis, 07 Oktober 2010

momentum 2

Aku baru ingat, ada hal-hal lain lagi yang sangat luar biasa yang diperjuangkan mama dan papa dua tahun lalu. Yaitu memperjuangkan masa depan anak sulung laki-laki mereka. Dan aku tahu, itu adalah hal yang luar biasa. Orangtuaku dengan semangat dan kegigihan dapat menjadikan abangku sebagai polisi.

Di sini, mama tidak peduli dengan perkataan semua orang yang memandang rendah dirinya yang takkan bisa mengejar harapnya itu yang menginginkan abangku menjadi apa yang diharapkan beliau.

Namun mama berhasil membuktikannya. Di tahun 2006, abangku menjalani masa pendidikannya sebagai polisi di Provinsi Jambi. Yeah, kami semua berbahagia, terutama mama yang selalu berdoa demi kesuksesan semua anak-anaknya.

Mama masih menjalani pengobatan rutin. Beliau banyak menghabiskan biaya untuk obat-obat yang mahal dengan berbagai bentuk, dosis, merk dan kegunaannya. Walaupun begitu, mama tak pernah merasa hidupnya berbeda dengan orang lain walau batuk selalu mengganggu aktivitasnya dan begitu juga dengan penyakit-penyakit aneh lainnya yang muncul silih berganti yang aku sendiri tidak mengerti dan tidak bisa membedakan lagi mana penyakit yang benar-benar penyakit dan mana penyakit yang berdasarkan ilmu-ilmu hitam dari orang-orang yang iri akan mama.

Yeah, aku tak pernah tahu apa yang membuat mereka iri terhadap mama. Yang aku tahu mama memang memiliki sesuatu yang sungguh luarbiasa sehingga membuat semua orang merasa tidak ada apa-apanya dibanding mama yang dalam kondisi fisik tentu jauh lebih lemah dari mereka. Wajar saja kalau mereka iri terhadap mama.

Tapi mama tak pernah dendam bahkan ketika beliau tahu siapa yang membuat dirinya celaka, mama tetap saja berdoa buat orang tersebut agar Tuhan membukakan pintu hatinya dan kembali ke jalan yang benar. Padahal, aku sendiri tak bisa menahan amarah yang meluap terhadaap orang tersebut. Mama kembali memberiku pemahaman bahwa tiada yang lebih berkuasa daripada Tuhan. Dan Tuhan tak kan pernah membiarkan umat yang percaya kepadaNya bergumul sendiri.

Mungkin aku tak kan bisa seperti mama yang masih percaya pada pengasihan Tuhan setelah begitu banyak penderitaan yang terjadi setiap harinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar