Selasa, 19 Oktober 2010

kontemporer vs filosof

beberapa hari ini selalu saja hujan..
ntah kapanlah semua ini akan berakhir..
sebab stiap hujan tiba,, pasti mood ku jadi tidak baik..

satu hal lagi,, dan ini paling lucu menurut temanku..
ketika kami asyik ngobrol d depan pintu. tiba2 saja kilat datang..
lalu temanku itu refleks masuk ke dalam kamarnya sembari menutup telinga..
sementara aku masih diluar,, menatap langit dan menunggu gemuruh itu menggelegar..

lalu gemuruh pun datang,, dan aku masih memandang langit hitam yang basah itu..

"nang,, aneh kali kw. bukannya masuk ke kamar malah nungguin gemuruh itu kw," sahut temanku sambil tertawa ngakak..

"aku bukan menunggu gemuruh. aku hanya penasaran,, ketika gemuruh itu datang,, mengapa tak ada perubahan apa2 dlangit?' mengapa awan sama sekali tak bergerak?"

temanku mulai memikirkan pertanyaanku..

"suara gelegar itu terjadi dsebabkan ada dua benda atau lebih yang saling bertumbukan, benar? seperti gelas jatuh,, ketika gelas itu jatuh pasti menimbulkan suara yang nyaring alna terjadi tumbukan antara gelas dan lantai. dan pasti ada pergerakan yang terjadi dsitu."

"ya," ucap temanku.

"trus,, kenapa spt tidak terjadi apa2 dlangit,, padahal gemuruhnya sangat dahsyat. perhatikanlah,, krna aku sering memerhatikannya."

"ahhkk,, lagi2 jiwa kontemporermu muncul."

"hahahhaaa.. ini bukan jiwa kontemporer. tapi naluri seorang filosof."

"kenapa lagi itu?"

"kw tw?' untuk menjadi seorang filosof,, kita harus banyak bertanya dalam pikiran kita. sebab filsafah selalu mencari kebenaran yang sebenar-benarnya. huahahahhaha," kataku dengan tawa yang menyeramkan.

"@@@##$#%$#$#!!$#%%%&^&%^$###"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar